RumpiKota.Com– Proyek Rempang Eco City yang tengah dikembangkan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) mendapat respons positif dari mayoritas masyarakat Batam. Berdasarkan survei terbaru Laboratorium Suara Indonesia (LSI), sebanyak 79,1% warga Batam mendukung proyek ini, dengan harapan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Direktur Eksekutif LSI, Albertus Dino, menjelaskan bahwa proyek ini dipandang memiliki prospek yang cerah.
“Sebanyak 79,2% responden yakin proyek ini akan berkembang pesat, sementara 79,7% melihatnya sebagai pusat ekonomi potensial, dan **78,2% menilai Rempang Eco City cocok menjadi destinasi ekowisata,” ujar Albertus dalam konferensi pers, Rabu (19/2/2025).
Hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat optimistis terhadap dampak ekonomi dari proyek ini. Sebanyak 87,6% responden percaya bahwa Rempang Eco City akan meningkatkan perekonomian daerah.
Selain itu, 78,8% meyakini proyek ini akan membuka lebih banyak lapangan kerja, membantu menekan angka pengangguran.
Namun, masyarakat juga menyuarakan harapan agar tenaga kerja lokal mendapatkan prioritas. Sebanyak 409 responden menolak penggunaan tenaga kerja dari luar daerah, sementara 32,9% menginginkan setidaknya 50% tenaga kerja yang direkrut berasal dari masyarakat lokal.
Terkait kualifikasi tenaga kerja, pendapat masyarakat cukup beragam. Sebanyak 21,1% mendukung persyaratan pendidikan tinggi bagi pekerja, sementara 40,6% kurang setuju, dan 24,9% tidak setuju.
Albertus menambahkan, “Sebagian masyarakat percaya bahwa persyaratan ini bisa menjadi motivasi bagi warga untuk meningkatkan keterampilan dan pendidikan mereka.”
Selain aspek ekonomi, survei juga mengukur pandangan masyarakat mengenai dampak sosial dan lingkungan.
Sebanyak 77,3% responden optimistis bahwa proyek ini akan membawa manfaat bagi lingkungan melalui program pelestarian alam dan konsep kota ramah lingkungan.
Namun, ada pula 7,6% responden yang mengungkapkan kekhawatiran terhadap potensi pencemaran lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam.
Dari sisi sosial dan budaya, mayoritas responden, yakni 74,7%, meyakini bahwa proyek ini tidak akan mengganggu adat dan kenyamanan masyarakat sekitar.
Sementara itu, terkait dampak terhadap kesejahteraan, 50,2% responden memperkirakan pendapatan mereka akan meningkat secara bertahap, dengan 27,2% optimistis terjadi kenaikan signifikan.
Di sisi lain, 66,1% memperkirakan biaya hidup akan meningkat, sementara 80,1% memprediksi harga tanah di sekitar proyek juga akan naik.
Survei ini melibatkan 1.680 rumah tangga di Batam, dengan margin of error ±2,21% dan tingkat kepercayaan 95%. Pengumpulan data dilakukan selama 12 hari, dari 2 hingga 14 Februari 2025, menggunakan metode judgement sampling.
Albertus Dino menegaskan bahwa survei ini dilakukan secara independen dan didanai langsung oleh Suara Indonesia.