RumpiKota.Com– Nama Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 kini semakin sering terdengar, bukan hanya sebagai kawasan hunian eksklusif, tetapi juga sebagai ikon pertumbuhan ekonomi baru. Dengan luas pengembangan mencapai 1.836 hektare, kawasan ini tidak hanya menawarkan kemewahan, tetapi juga peluang besar bagi perekonomian lokal.
Banyak orang mengenal PIK 2 sebagai area properti premium dengan pantai buatan, pusat kuliner, hingga destinasi wisata yang Instagramable. Namun, lebih dari itu, PIK 2 kini mulai dikenal sebagai motor penggerak ekonomi yang membawa manfaat luas bagi masyarakat sekitar.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Panel Survei Indonesia (PSI) mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat mendukung pengembangan PIK 2. Dari 1.580 responden yang disurvei, 82,2% menilai proyek ini berdampak positif terhadap ekonomi.
Lantas, bagaimana pengaruhnya bagi warga sekitar? Salah satu dampak paling terasa adalah terbukanya lapangan kerja baru. Menurut data, sejak 2021 hingga 2024, proyek ini telah menyerap lebih dari 163.000 tenaga kerja, mulai dari sektor konstruksi hingga usaha kecil dan menengah.
“Saya dulu hanya bekerja serabutan, tapi sejak ada PIK 2, saya bisa bekerja di salah satu restoran di sana. Penghasilan lebih stabil, dan saya bisa menabung,” kata Ardi (32), warga Tangerang yang kini bekerja di kawasan kuliner PIK 2.
Selain tenaga kerja, usaha kecil dan menengah (UMKM) juga ikut berkembang. Banyak pelaku bisnis kuliner, fesyen, dan suvenir yang mendapat manfaat dari ramainya kunjungan wisatawan ke kawasan ini.
Sebanyak 83,4% responden survei meyakini PIK 2 memberikan peluang besar bagi UMKM, terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Selain faktor ekonomi, PIK 2 juga semakin populer sebagai destinasi wisata dan kuliner. Berdasarkan survei PSI, 88,4% responden menyebut PIK 2 sebagai tempat wisata modern yang nyaman dan aman.
Bagi pecinta kuliner, PIK 2 menawarkan berbagai pilihan, mulai dari makanan khas Nusantara hingga sajian internasional. Salah satu yang kini tengah viral adalah deretan restoran dan kafe dengan konsep unik di tepi pantai buatan, yang kerap menjadi lokasi favorit untuk bersantai di akhir pekan.
“PIK 2 seperti Bali versi mini. Bisa menikmati sunset, makanan enak, dan suasananya nyaman,” ujar Sarah (27), pengunjung asal Jakarta.
Tak hanya wisata kuliner, kawasan ini juga mulai dikenal sebagai pusat gaya hidup sehat, dengan hadirnya jalur jogging, taman terbuka hijau, dan berbagai fasilitas olahraga.
Selain pertumbuhan ekonomi dan pariwisata, pembangunan PIK 2 juga diklaim memperhatikan aspek lingkungan. Survei PSI menunjukkan bahwa 79,4% responden percaya bahwa PIK 2 bisa menjadi contoh pembangunan kota yang ramah lingkungan.
Pengembang proyek, Agung Sedayu Group, telah melakukan berbagai inisiatif hijau, seperti penambahan ruang terbuka hijau, upaya restorasi area terdampak abrasi laut, serta pembangunan fasilitas publik seperti tempat ibadah dan ruang rekreasi.
“Harapan kami, PIK 2 bisa menjadi kawasan yang tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan, hijau, dan nyaman bagi masyarakat,” kata Ahmad S.Pd, Direktur Eksekutif PSI.
Dari kawasan hunian mewah hingga pusat ekonomi dan pariwisata, PIK 2 telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan dukungan berbagai pihak, kawasan ini berpotensi menjadi contoh ideal perkembangan kota modern yang seimbang antara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Bagi masyarakat sekitar, PIK 2 bukan sekadar proyek besar, tetapi juga peluang untuk kehidupan yang lebih baik. Dan bagi wisatawan, kawasan ini adalah destinasi baru yang menawarkan pengalaman unik di tengah hiruk-pikuk ibu kota.