RumpiKotaCom – Bagi para pencinta roda dua di Indonesia, nama Honda Tiger bukanlah sekadar merek motor, melainkan sebuah legenda. Selama dua dekade, dari tahun 1993 hingga 2013, Honda Tiger menjadi ikon motor sport touring yang merajai jalanan dan memikat hati banyak pengendara. Dengan desain yang gagah dan performa yang tangguh di masanya, Tiger telah menorehkan sejarah panjang dengan berbagai evolusi dan penyegaran. Mari kita selami perjalanan motor legendaris ini dari generasi ke generasi.
Generasi Pertama: Awal Mula Sang Legenda (1993-2006)
Generasi pertama Honda Tiger, yang dikenal dengan nama Tiger 2000, dibagi menjadi dua fase penting.
Super Cruiser (1993-2002)
Pada tahun 1993, Honda Tiger 2000 pertama kali meluncur dengan kode produksi GL-200. Desainnya yang terinspirasi dari Honda CBX200 dari Brasil langsung mencuri perhatian. Ciri khasnya antara lain lampu belakang dan rem yang menyatu dalam satu bohlam, lampu depan reflektor multilensa, serta handlebar belakang yang terpisah di kiri dan kanan. Awalnya, motor ini hanya tersedia dengan velg jari-jari hingga tahun 1998, sebelum akhirnya pilihan velg racing (cast wheel) palang 6 bermerek Enkei diperkenalkan pada tahun 1998. Emblem “Tiger 2000” pada tangki juga mengalami evolusi, dari stiker di awal kemunculannya hingga menjadi emblem logam yang lebih mewah pada tahun 1997.
New Super Cruiser (2002-2006)
Dengan kode produksi GL-200S, fase ini tidak banyak mengubah desain secara drastis, namun membawa beberapa penyempurnaan. Lampu depan kini menggunakan reflektor diamond cut yang memberikan tampilan lebih modern. Perubahan minor juga terjadi pada indikator speedometer dan tachometer yang kini berlatar kelabu dengan angka oranye. Behel belakang yang tadinya terpisah kini menyatu, serta lampu belakang dan rem menggunakan dua bohlam sejajar horizontal, memberikan identitas yang berbeda. Pada tahun 2004, Honda memperkenalkan varian warna dual tone perak-hitam, diikuti warna biru pada tahun 2005. Pada generasi ini, Honda juga mulai menerapkan teknologi SASS (Secondary Air Supply System) untuk mengurangi emisi gas buang, menunjukkan komitmen terhadap lingkungan.
Generasi Kedua: Era Revolution Cruiser (2006-2008)
Dikenal luas sebagai Honda Tiger Revo (Tirev), generasi ini membawa angin segar dengan perubahan total pada desain. Kode produksi GL-200D (velg jari-jari) dan GL-200R (velg racing) menandai era ini. Perubahan paling signifikan terlihat pada tangki dengan shroud yang lebih besar, bodi belakang yang meruncing, stoplamp yang didesain ulang, hingga peredam kejut dan sistem knalpot baru. Lampu depan masih menggunakan reflektor diamond-cut namun dilengkapi mini visor di atasnya, memberikan kesan lebih sporty dan modern.
Generasi Ketiga: New Revolution Cruiser (2008-2012)
Generasi terakhir ini dikenal dengan beberapa penyegaran yang cukup ikonik.
Honda Tiger 2008 (Asymmetric Headlamp / “Tiger Picek”)
Pada tahun 2008, Honda memperkenalkan GL-200R1 dengan ciri khas paling mencolok: lampu depan asimetris. Kombinasi lampu utama bulat dan lampu jauh berbentuk persegi membuat motor ini dijuluki “Tiger Picek” oleh masyarakat. Meskipun sempat kontroversial, desain shroud yang lebih futuristik dan lampu belakang kombinasi LED (rem) dan lampu pijar (senja) tetap menjadikannya pusat perhatian.
Honda Tiger 2010
Memahami preferensi konsumen, Honda kembali menghadirkan pilihan lampu bulat pada tahun 2010, sebagai alternatif bagi mereka yang kurang menyukai desain asimetris. Ini menunjukkan responsivitas Honda terhadap masukan dari pasar.
Honda Tiger 2012 (Generasi Terakhir)
Sebagai penutup perjalanan panjangnya, model tahun 2012 hadir dengan hanya satu varian headlamp, yaitu single headlamp (lampu bulat). Desain bodi secara umum tidak banyak berubah dari versi sebelumnya, namun motor ini hadir dengan empat pilihan warna dan striping baru yang dinamai dengan filosofi mendalam: Respect Red, Trust Violet, Loyal White, dan Unity Black. Pilihan warna ini seolah menjadi simbol penghormatan, kepercayaan, kesetiaan, dan persatuan bagi para penggemar setianya.
Akhir Sebuah Era, Abadi dalam Kenangan
Pada tahun 2013, produksi Honda Tiger secara resmi dihentikan. Salah satu alasan utamanya adalah teknologi mesin GL Series yang dianggap sudah uzur dan mulai kesulitan bersaing dengan motor-motor injeksi modern yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, aturan emisi gas buang yang semakin ketat juga menjadi faktor krusial.
Meskipun sudah tidak lagi diproduksi, Honda Tiger tetap menjadi legenda yang abadi di hati para pecintanya. Komunitas Honda Tiger tersebar di seluruh Indonesia, membuktikan bahwa semangat dan kecintaan terhadap motor gagah ini tidak akan pernah padam. Tiger bukan hanya sekadar kendaraan, melainkan bagian dari sejarah otomotif Indonesia yang patut dikenang.