RumpiKotaCom – Saat ini, hampir semua motor yang dijual di Indonesia sudah menggunakan sistem injeksi bahan bakar elektronik. Sistem ini menjadi bagian penting untuk memasukkan bahan bakar ke dalam ruang pembakaran secara efisien dan akurat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Penggunaan sistem ini juga bertujuan untuk memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah. Lalu, apa saja komponen utama yang membentuk sistem ini dan apa fungsinya? Simak penjelasannya berikut!

Komponen dan Fungsi dalam Sistem Injeksi Bahan Bakar Motor

1. Electronic Control Unit (ECU)
ECU bisa dibilang sebagai otaknya sistem injeksi. Komponen ini mengatur kapan dan seberapa banyak bahan bakar yang disemprotkan, kapan busi memercikkan api, hingga memantau kondisi mesin secara keseluruhan.
Pada motor-motor tertentu seperti Yamaha R15 dan Aerox yang menggunakan teknologi VVA, ECU juga berperan memilih profil camshaft yang sesuai dengan putaran mesin. Selain itu, ECU bisa mengatur fitur tambahan seperti traction control atau ABS di motor-motor tertentu.

2. Throttle Body
Throttle body mengatur jumlah udara yang masuk ke ruang bakar. Di dalamnya terdapat throttle valve, yang membuka dan menutup tergantung dari putaran gas yang dilakukan oleh pengendara.

3. Throttle Position Sensor (TPS)
TPS berfungsi untuk membaca sudut bukaan throttle valve dan mengirimkan data tersebut ke ECU. Data ini akan digunakan untuk menyesuaikan jumlah bensin yang akan diinjeksikan ke dalam mesin.

4. Intake Manifold
Komponen ini berada di belakang throttle body dan berfungsi sebagai jalur udara menuju ruang bakar. Di bagian ini juga biasanya terpasang injektor dan beberapa sensor penting lainnya.

5. Injektor
Injektor bertugas menyemprotkan bensin ke dalam intake manifold, yang kemudian akan terbakar di ruang pembakaran.

6. Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor
Sensor ini membaca tekanan udara di dalam intake manifold. ECU menggunakan data ini untuk mengatur jumlah bensin yang disemprotkan, tergantung pada kondisi tekanan udara yang masuk (misalnya di dataran tinggi atau rendah).

7. Intake Air Temperature (IAT) Sensor
IAT sensor membaca suhu udara yang masuk melalui intake. Suhu ini memengaruhi kepadatan molekul udara, sehingga informasi ini digunakan ECU untuk mengatur campuran bahan bakar secara optimal.

8. Crank Angle Sensor (CKP)
Sensor ini mendeteksi posisi kruk as, khususnya saat berada di Titik Mati Atas (TMA). Data ini digunakan untuk menentukan waktu penyemprotan bahan bakar dan waktu pemercikan api oleh busi.

9. Engine Oil Temperature (EOT) Sensor
Sensor ini memantau suhu oli mesin. Jika suhu terlalu tinggi, ECU akan menerima sinyal bahwa mesin dalam kondisi panas berlebih atau overheat.

10. Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor
Untuk motor dengan sistem pendingin cairan (radiator), ECT sensor berfungsi mengukur suhu cairan pendingin. Dengan begitu, ECU dapat mendeteksi apakah mesin sedang dalam suhu kerja optimal atau mengalami overheat.

11. Sensor Oksigen (O2 Sensor)
Sensor ini mendeteksi kandungan oksigen di gas buang motor. Informasi ini membantu ECU menyesuaikan jumlah bahan bakar yang disemprotkan agar emisi gas buang tetap sesuai dengan standar lingkungan.

12. Idle Air Control Valve (IACV) Sensor
Sensor ini mengatur aliran udara saat mesin dalam kondisi idle atau stasioner. Fungsinya mirip dengan choke pada motor karburator, yaitu membantu mesin tetap menyala saat suhu mesin masih dingin.