RumpiKota.Com – Di tengah perayaan 8 dekade kemerdekaan Republik Indonesia, lahir sebuah kekuatan politik baru yang digadang-gadang sebagai wadah perjuangan seluruh lapisan rakyat. Partai Rakyat Indonesia (PRI) resmi dideklarasikan pada tanggal 8 Agustus 2025, bertepatan dengan momentum sakral Dirgahayu RI ke-80, di bawah kepemimpinan Presiden Indonesia ke-8, Bapak Prabowo Subianto .

Scroll Untuk Lanjut Membaca

PRI yang mengusung ideologi Nasionalis-Religius ini tampil dengan visi yang jelas: menjadi rumah bagi seluruh anak bangsa. Partai ini menegaskan komitmennya untuk berdiri di atas landasan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika , serta siap mendukung penuh Astacita (Delapan Cita) dan 7 program prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto.

Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal PRI, Aditya Yusma —yang akrab disapa Mas Ndaru—menyampaikan bahwa PRI bukan sekadar partai politik, melainkan “Bahtera Rakyat” yang lahir dari, oleh, dan untuk rakyat Indonesia.

“PRI adalah rumah bersama: rumah anak yatim piatu, rumah aktivis dan ormas, rumah ulama, pejuang, serta politisi yang ingin berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. Kita kuat bersama rakyat, dan bersama rakyat pula kita jaga keutuhan Indonesia,” tegas Mas Ndaru yang juga dikenal sebagai tokoh pemuda dan relawan Prabowo-Gibran dengan pengaruh luas di kalangan generasi muda.

Simbolisme menjadi bagian penting dari deklarasi PRI. Partai ini memilih macan sebagai lambang utama, merepresentasikan ambisi Indonesia menjadi “Macan Dunia” di kancah global. Sementara padi dan kapas dipilih sebagai simbol ketahanan pangan dan kemandirian sandang, menegaskan komitmen PRI terhadap kedaulatan ekonomi nasional.

Deklarasi PRI juga penuh makna simbolik angka delapan , yang menghiasi seluruh rangkaian acara. Mulai dari delapan unsur masyarakat yang hadir—guru, ojek online (ojol), pedagang asongan, buruh, petani, ulama, ibu rumah tangga, dan mahasiswa—hingga penyajian delapan hidangan tradisional seperti nasi tumpeng, jajan pasar, sate ayam, rujak, dan ayam ingkung. Tak ketinggalan, delapan jenis bunga —termasuk melati, mawar, dan sedap malam—dihadirkan sebagai simbol kemurnian, keharmonisan, dan keberagaman.

Yang paling menarik perhatian adalah kehadiran dua tandan Pisang Raja dan Pisang Emas , masing-masing terdiri dari 8 sisir , yang menjadi simbol harapan akan kemakmuran dan kemuliaan bangsa di masa depan.

Ketua Umum PRI, Muhammad Nazaruddin , tokoh bangsa yang dikenal luas sebagai filantropis dan sosok nasionalis sejati, menegaskan bahwa deklarasi PRI adalah langkah awal menuju visi besar Indonesia Maju dan Indonesia Emas 2045 .

“PRI hadir bukan untuk kepentingan segelintir orang, tapi untuk seluruh rakyat. Kami berdiri bersama Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan amanah rakyat menuju negara yang adil, makmur, dan bermartabat di mata dunia,” ujar Nazaruddin dengan penuh keyakinan.

Acara deklarasi diwarnai dengan doa bersama yang diikuti lebih dari 300 anak yatim , tokoh agama, dan perwakilan masyarakat dari berbagai lapisan. Suasana khidmat dan penuh haru menyelimuti perhelatan yang sarat makna spiritual dan nasional tersebut.

Dengan basis massa yang inklusif, simbolisme yang kuat, serta dukungan dari tokoh-tokoh nasional yang kredibel, kehadiran PRI dinilai sebagai angin segar dalam peta politik Indonesia. Partai ini siap menjadi kekuatan alternatif yang menjembatani aspirasi rakyat dengan visi kepemimpinan nasional.