RumpiKota – Jakarta, (21/10/2024 – Yahya Sinwar, pemimpin tertinggi Hamas, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Rafah, Gaza, pada 16 Oktober 2024. Sinwar menjadi target utama karena perannya yang signifikan dalam memimpin operasi Hamas, termasuk serangan besar pada Oktober 2023 yang memicu konflik berdarah dengan Israel. Pasukan Israel memastikan kematiannya melalui tes DNA setelah menemukan jenazahnya di bawah reruntuhan gedung yang hancur akibat serangan. Kematian Sinwar memunculkan spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin Hamas.
Sinwar adalah salah satu tokoh penting dalam perlawanan Hamas terhadap Israel. Dia pernah dipenjara oleh Israel selama lebih dari 20 tahun sebelum dibebaskan dalam pertukaran tahanan pada 2011. Sebagai pemimpin militer dan politik, Sinwar memainkan peran utama dalam perencanaan operasi berskala besar Hamas, menjadikannya salah satu target paling dicari oleh Israel. Serangan yang menewaskan Sinwar merupakan bagian dari operasi besar-besaran Israel di Gaza, yang bertujuan untuk melemahkan kemampuan militer Hamas setelah eskalasi konflik yang mematikan.
Kematian Sinwar meninggalkan kekosongan kepemimpinan di Hamas, dan beberapa nama muncul sebagai calon penggantinya. Di antara kandidat yang disebut-sebut adalah Khalil Al Hayya, seorang negosiator utama Hamas, serta Mohammed Sinwar, saudara Yahya yang juga memiliki pengaruh kuat dalam kelompok tersebut. Ada juga kemungkinan Khaled Meshaal, mantan pemimpin Biro Politik Hamas, bisa kembali memimpin. Terlepas dari siapa yang akan menggantikannya, tantangan bagi Hamas semakin besar dengan tekanan militer Israel yang terus meningkat.