RumpiKotaCom – Di kancah roda dua Indonesia, nama Yamaha Scorpio memiliki tempat tersendiri di hati para penggemarnya. Dikenal dengan julukan “Si Kalajengking”, motor sport touring ini hadir sebagai pilihan tangguh yang menonjolkan mesin besar dan suspensi monoshock yang modern pada masanya. Perjalanannya di Indonesia terbagi menjadi tiga generasi utama yang membawa perubahan signifikan pada desain dan fiturnya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Generasi Pertama (2002-2004): Sang Pionir “Scorpio Steko”

Generasi awal ini langsung mencuri perhatian dengan desainnya yang serba kotak, hingga dijuluki “Scorpio Steko” (setang kotak). Ciri khasnya terlihat dari lampu depan, tangki bensin, dan bodi samping yang didominasi garis-garis tegas. Meskipun desainnya terkesan sederhana, motor ini membawa mesin 223 cc SOHC 4-tak yang responsif dan bertenaga. Kehadiran suspensi belakang monocross menjadi nilai jual utama, menjadikannya salah satu motor sport touring paling nyaman di kelasnya pada masa itu.

Generasi Kedua (2005-2010): “Scorpio Z” yang Semakin Modern

Merespons tren pasar, Yamaha melakukan perubahan besar pada Scorpio generasi kedua. Desain kotak ditinggalkan dan diganti dengan tampilan yang lebih membulat dan modern. Generasi ini dikenal dengan nama Scorpio Z. Tangki bensin diperbesar, lampu depan berubah menjadi bulat, dan penambahan shroud (sirip tangki) memberikan kesan yang lebih berisi.

Meskipun mesinnya tetap 223 cc, Yamaha melakukan penyesuaian untuk memenuhi standar emisi. Pada tahun 2006, fitur Air Induction System (AIS) ditambahkan untuk membuat pembakaran lebih efisien. Perubahan ini menunjukkan komitmen Yamaha untuk terus mengembangkan produknya agar sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Generasi Ketiga (2010-2014): Perpisahan Sang “New Scorpio Z”

Generasi terakhir ini membawa perubahan desain yang paling radikal. Hampir 80% tampilannya didesain ulang. Dikenal sebagai New Scorpio Z, motor ini tampil lebih sporty dengan lampu depan multi-reflektor dan bodi belakang yang lebih ramping. Panel instrumen, knalpot, dan tangki bensin semuanya mendapatkan sentuhan modern.

Meskipun mesinnya masih setia dengan konfigurasi 223 cc, beberapa pengguna merasakan adanya perbedaan performa, terutama pada putaran mesin bawah. Namun, Yamaha menyematkan beberapa fitur baru seperti sistem pengapian DC-CDI dan kabel gas push & pull yang membuat akselerasi terasa lebih responsif. Sayangnya, generasi ini menjadi yang terakhir, karena setelah tahun 2014, Yamaha resmi menghentikan produksi Scorpio.

Hingga kini, Yamaha Scorpio tetap menjadi motor favorit bagi para modifikator dan penggemar touring. Ketenaran dan ketangguhan mesinnya yang legendaris menjadikan “Si Kalajengking” tetap hidup dalam kreasi-kreasi kustom yang unik, membuktikan warisan yang tak lekang oleh waktu.